Impact and management of exploration and production offshore oil

1. Teknik eksplorasi produksi miga lepas pantai
Hal pertama yang dilakukan yaitu melakukan survey seismik. Survey seismik merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memetakan lapisan batuan dan karakteristiknya tanpa melakukan pengeboran suatu sumur. Proses kerjanya sumber energi suara ditembakkan dari air gun yang akan diapntulkan kembali dari lapisan batuan danditerima oleh hydropon. Penembakan dilakukan setiap 5-12 detik. Hydropon diletakkan di suatu kabel yang panjang (steamer).
Selanjutnya dilakukan pengeboran eksplorasi untuk lebih memastikan keberadaan hidrokarbon. Pengeboran ini dilakkan dengan mobile drilling platform. Macamnya yaitu jack-up drilling rig (untuk perairan <130 m) dan semi-submersibe drilling rig (untuk perairan yang lebih dalam). Drilling rig umunya disokong oleh kapal pendukung untuk mensuplai kebutuhan.
Pengeboran dilakukan dengan memasukkan drilling string yang bagian ujungnya dilengkapi dengan drill bit. Selama pengeboran drilling mud disirkulasikan secara kontinu. Fungsinya yaitu untuk membawa serbuk bor ke permukaan, pendinginan, penyangga dinding sumur, pengontrol tekanan formasi dan melumasi kepala bor. Terapat dua macam drilling fluid yaitu water base drilling mud dan oil based drilling mud. Water based mud terbuat dari clay, air, barrite dan mineral berat. Oil based mud merupakan campuran barrite, minyak mineral dan bahan aditif. Terdapat jenis terbaru yaitu synthetic based mud yang dikembangkan dengan harapan dampak lingkungan yang lebih kecil.

2. Dampak ekologis ekplorasi dan produksi migas lepas pantai
- Saat survei seismik --> Suara keras dari air gun dapat membunuh dan melukai ikan yang memiliki swim bladder, dapat merusak pendengaran mamalia laut. Ikan akan menunjukkan respon berenang cepat, semakin tinggi dB maka gerombolan (schooling) yang dibentuk ikan semakin padat. Tangkapan ikan biasanya menurun beberapa saat setelah pekerjaan seismik dilakukan. Untuk menghindari konflik, sebaiknya kegiatan survei seismik dilakukan dengan memepertimbangkan musim penangkapan ikan.
- Saat pengeboran sumur eksplorasi --> Buangan dari kegiatan ini yaitu cutting dan drilling mud. Di Indonesia drilling mud boleh langsung dibuang ke laut apabila nilai pengujian LC50 96 jam adalah >30.000 dan dinyatakan tidak termasuk dalam B3 dari hasil pengujian TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Prosedure)

Buangan tidak rutin kegiatan eksplorasi lepas pantai
- drilling mud, cutting dan bahan kimia
- well treatment

Buangan rutin kegiatan eksplorasi lepas pantai
- Produced water (kandungan kimia produced water: minyak, produced solid, scale, bakteri, logam, sulfat dll)
- Pencucian geladak
- Limbah dan sampah domestik
-Prodused sand
- Buangan insidentil
-Pemeliharaan struktur
-Blow out dan oil spill
-Tainting

3. Dampak ekologis tumpahan minyak di lepas pantai
Sesaat setelah terjadi tumpahan minyak di laut, akan terjaid perubahan fisik dan imia sebagai berikut:
- pembentukan slick
- penghancuran
- penguapan
- polimerisasi
- emulsifikasi
- emulsi
- fotooksidasi
- biodegradasi
- sedimentasi
- dicerna plankton
- pembentukan gumpalan tir

Daya racun minyak
Semua minyak dan produk pemurniannya dalam onsentrasi tertentu dapat meracuni organisme laut. Berdasarkan vulnerability index tipe pantai yang paling tidak tahan pada terhadap pencemaran minyak yaitu estuaria, salt marsh dan pantai mangrove. Sedangkan yang paling tahan yaitu exposed rocky headland karena terpapar ombak yang tinggi.

4. Kecelakaan eksplorasi dan produksi migas di lepas pantai dan penanganannya
Dampak ekologi yang signifikan akan muncul bila terjadi kecelakaan yang katastropik misalnya blowout, kegagalan strktur anjungan, kegagalan peralatan dan beturan yang menyebabkan tumpahan minyak. Blowout adalah keluarnya aliran minyak yang terdapat di dalam reservoir secara tidak terkendali melalui sumur yang di bor. Untuk mengatasi blowout biasanya digunakan relief well dan bell. Selain blowout, kecelakaan kapal tanker menjai salah satu penyebab tunpahnya minyak ke laut. Kecelakaan tanker mejadi terkenal karena bersifat massive dan dampaknya yang besar terhadap lingkungan.

Penangan tumpahan minyak
- Boom
Penghalang terapung yang digunakan untuk penyebaran minyak di air atau tirai padat yang diletakkan mengelilingi tunpahan minyak untuk mencegah meluasnya minyak ke daerah yang lebih luas. Jenis boom antara lain fence boom dan curtain boom. Penggunaan boom merupakan cara yang efisien dan ekonomis, tetapi boom tidak dapat menahan minyak di atas kecepatan 1 knot. Pada kecepatan di atas 1 knot akan terjadi interfacial instability.
- Oil skimmer
Berupa peralatan mekanis untuk mengambil minyak dari permukaan air. Oil skimmer dapat bekerja dengan baik jika kondisi arus tenang.
- Absorbent
Absorbent yang efektf harus bisa menyerap minyak, menolak air, dan dapat diperas untuk digunakan kembali. Bahan anorganik yang biasa digunakan (glass wool, rock wool dan batu apung). Namun bahan ini tidak dapat digunakan kembali dan harus dibuang. Bahan organik yang biasa diguakan yaitu jerai, rumput kering, bulu, gambut , serbuk gergaji dan katun. Kaun mempunyai efektivitas yang tinggi (95%). Satu pound katun dapat menyerap 20 pound minyak. Saat ini lebih banyak digunakan absorbent sintetik karena hasilnya memuaskan.
- Dispersant
Dispersant generasi pertama --> dibuat dengan bahan dasar minyak, toksik bagi organisme laut sehingga dilarang
Dispersant generasi kedua(conventional dispersant) --> tidak mengandung hidrokarbon aromatik, tidak dilarut di kapal
Dispersant generasi ketiga (concentrated dispersant) --> dilarutkan dengan air sebelum diaplikasikan
Concentrated dispersant ada yang berbahan dasar air dan hidrokarbon. Di Indonesia dispersant diijinkan digunakan kecuali di daerah untuk perikanan, sungai, danau dan teluk.

Cara alternatif lain:
- In situ burning
- Bioremediasi


Reference:
PPT sama bukunya Prof. Agoes
Soegianto, Agoes. 2005. Eksplorasi dan Produksi Migas Lepas Pantai. Surabaya: AUP.

Comments

Popular posts from this blog

PKL/KP di PT Petrokimia Gresik

Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Keputih Surabaya